Tim Indonesia meraih Good e-Design challenge award di GITC 2017 di Hanoi, Vietnam. Imam (ke 2 dari kanan) asal Payakumbuh (low vision) meraih 2 medali perorangan: Excellence award e-Tool challenge & Good award e-Life Map.
Kabar gembira itu diterima di akhir bulan September 2017: Tim Indonesia yang terdiri dari empat remaja disabilitas, meraih tiga kategori medali di ajang kompetisi remaja disabiltas antar 16 negara Asia Pasifik, Global Information Technology Competition, di Hanoi, Vietnam, tanggal 18-22 September 2017.
Setelah kesertaan di tahun 2016 di Cina tanpa medali Baca juga : kegiatan prestasi empat remaja disabilitas Indonesia di ajang GITC 2017, pencapaian kemenangan Tim Indonesia untuk GITC 2017 ini mengembalikan pamor remaja disabilitas Indonesia yang potensial dengan pencapaian di GITC 2014 di Busan, Korea – meraih 2 kategori medali, serta di GITC 2015 menyabet 11 medali dan menjadikan Indonesia sebagai Juara Umum, serta Paramuditaya Dyan Prabaswara berhasil mendapatkan predikat tertinggi penghargaan GITC, selaku Global IT Leader 2015.
Poster Tim 15 yg mendapat medali Good award e-Design challenge untuk kategori kelompok.
Keberhasilan Tim Indonesia di GITC 2017 tersebut tak lepas dari persiapan matang yang dilakukan oleh Pengurus YPAC Nasional. Sejak akhir bulan Juli 2017, setelah empat remaja disabilitas tersebut terseleksi menjadi anggota Tim Indonesia untuk GITC 2017, mereka diberikan pelatihan on-line oleh instruktur IT dari Pusat Pelatihan IT YPAC Nasional di Jakarta, serta sebelum berangkat ke Hanoi, juga diberikan pembekalan oleh Tim Instruktur dari Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi di, Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Cputat, Tangerang Selatan.
YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Nasional selaku organisasi sosial yang memberikan perhatian pada kebutuhan penyandang disabilitas, sejak tahun 2014 telah ditunjuk oleh KSRPD (Korean Society for the Rehabilitation of Persons with Disabilities), organisasi sosial di Korea yang juga memberikan perhatian pada kebutuhan serta hak-hak penyandang disabilitas, sebagai contact organization.di Indonesia untuk mengundang remaja disabilitas usia 15-19 tahun mendaftar sebagai calon peserta GITC, dan kemudian menyeleksi empat peserta terbaik untuk dapat dikirimkan ke kompetisi GITC bertanding dengan sekitar 100 remaja disabilitas terbaik lainnya dari 16 negara Asia Pasifik. Baik YPAC Nasional maupun KSRPD merupakan anggota dari suatu organisasi sosial dunia, Rehabilitation International, yang berkantor pusat di New York.
Di tahun 2015, GITC diselenggarakan di Serpong, Tangerang Selatan – Banten, Indonesia, dengan Kementerian Komunikasi & Informatika serta YPAC Nasional selaku co-host mendukung kegiatan yang setiap tahun diselenggarakan oleh KSRPD, dengan peserta sekitar 250 orang termasuk pendamping serta perwakilan pemerintah dari tiap negara peserta. Tindak lanjut dari GITC 2015 ini, KSRPD melanjutkan kerjasama dengan YPAC Nasional lewat Perjanjian Kerja Sama selama tiga tahun, mulai awal tahun 2016 hingga akhir tahun 2018 untuk mendirikan Pusat Pelatihan Teknologi Informasi di Jakarta dan Bandung serta memfasilitasi kegiatan pelatihan IT untuk penyandang disabilitas usia 19-35 tahun. Sejak 2016, kedua pusat pelatihan ini telah menelurkan sekitar 160 siswa pelatihan tingkat basic (khusus di 2016).
Di tahun 2017 ini, materi pelatihan diberikan untuk tingkat basic dan intermediate, serta ditambah dengan materi Social Skills, yang mencakup arahan teori dan praktek terkait etos kerja, sikap serta perilaku bagaimana menjadi seorang karyawan yang baik, penguasaan Bahasa Inggris yang cukup, serta bagaimana berinteraksi positif dengan rekan kerja dan lainnya, disamping pengayaan wawasan lewat sesi motivasi.
Terkait hal tersebut diiatas, YPAC Nasional telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang kompeten dibidangnya untuk pengayaan Social Skills ini, antara lain dengan tim dosen Universitas Binus Internasional di Jakarta, serta tim dosen Telkom di Bandung. Pusat Pelatihan IT YPAC Nasional di tahun 2017 ini juga memberikan pengayaan wawasan pada para siswa lewat sesi motivasi yang diberikan oleh seorang psikolog. Diharapkan lulusan siswa Pusat Pelatihan IT YPAC Nasional ini akan lebih siap dalam beradaptasi dengan lingkungan, baik di dunia kerja yang baru, ataupun ketika membaur di masyarakat. (berita lengkap tentang kegiatan Social Skills ini bisa dilihat di berita terpisah).
Terkait upaya YPAC Nasional untuk melakukan pendekatan pada berbagai pihak dalam turut mendukung peningkatan potensi penyandang disablitas di bidang IT, di tahun 2016 bekerjasama dengan PT Astra Graphia di Jakarta, telah memberikan pelatihan untuk “Office Management” selama 10 hari pada sepuluh remaja disabilitas berprestasi (mantan para Juara GITC 2015). Dan di penghujung tahun 2017 ini, kembali pihak swasta memberikan dukungan penuh untuk pelatihan tingkat lanjut/advance bagi 20 siswa penyandang disabilitas selama tiga bulan (Oktober-Desember 2017).
Siswa pelatihan IT menyimak materi dari paparan Instruktur melalui layar In-Fokus.
Berbeda dengan pelatihan IT sebelumnya, untuk kerjasama YPAC Nasional dengan PT CIMB Niaga Tbk ini, salah satu tujuannya memberikan kesempatan magang dan juga bekerja sebagai karyawan PT CIMB Niaga Tbk, jika memenuhi persyaratan yang diberikan (berita lengkap tentang kerjasama ini bisa dilihat di berita terpisah).
Semoga kegiatan positif ini dapat memicu perhatian pihak-pihak lainnya untuk melakukan hal yang sama, memberikan kesempatan yang luas pada penyandang disabilitas untuk meraih cita-cita kehidupan, sejalan dengan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas yang termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016. [jcs]
* * *